Nov 15, 2009

Girl's Talk..

Setelah menghadiri wisuda teman-teman mereka dan makan siang bersama, lima orang cewe (ini bukan jumlah yang lengkap dari mereka) memutuskan untuk menghabiskan weekend mereka dengan shopping ( window shopping niatnya, dan ternyata banyak juga yang berhasil terbeli, hhhh...wanitaaaaa). Yah, layaknya pertemanan cewe-cewe yang seru, Avanza yang mereka kendarai tidak pernah sepi dari berbagai topik hangat dan seru mengenai cerita hidup masing-masing dari mereka. Apa yang sedang hangat seminggu terakhir, rencana creambath disalon, dosen yang terkadang tidak bisa diduga apa maunya, sidang yang tertunda sepihak, gebetan baru, pacarnya teman yang makin hari makin cakep.,hehe. Uhhhmm, dan banyak topik-topik menarik lainnya.


Sewajarnya cewe-cewe yang sudah dalam usia "siap" menikah, tentu saja pembicaraan mengenai hati dan perasaan tidak mungkin absen dalam list rumpi mereka.
Dan topik ini selalu heboh dan hangat untuk dibincangkan. Entah apa yang memancing topik ini kepermukaan. Tanpa disadari lima gadis manis itu telah hanyut dalam serunya pembahasan (yang kalau ada orang dari luar lingkaran mendengar, mereka pasti tau betapa terobsesinya cewe-cewe ini untuk segera menikah, hehe). Posisi mereka pada waktu itu adalah 2 punya pacar, dan 3 hampir selalu jomblo.

Akhirnya pembicaraan mengarah kepada hal "terlalu memilih-milih". Tiga jomblowati tentu saja tidak setuju dengan anggapan mereka jomblo karena terlalu memilih-milih. Yang satu mengatakan bahwa kalau gak suka kenapa harus dipaksakan. Yang satunya lagi tetap berprinsip bahwa perasaan yang datang itu mengandalkan "chemistry". Dicoba sekuat tenaga sekalipun untuk menyukai seseorang, tapi kalau chemistrynya gak ada pasti bakal sia-sia. Dan dia menganggap argumentasi itu sangat kuat karena sudah beberapa kali mengalaminya. Sementara satu jomblowati sisanya hanya terdiam khusyuk mendengar 4 temannya bercuap-cuap. Saat ditanya pendapatnya dan mengapa dia diam saja, dia hanya menjawab, "aaaahhh,,,aku gak ngomong deh, IDEM". Oops, sepertinya ini nih yang paling frustasi..hehe

Dan tentu saja 2 orang dikubu lainnya memiliki bantahan. "Hey, gak selalu juga kaya gitu. Buktinya aku juga gak selalu mengawali hubungan dari suka-sukaan kok. Tapi waktu terima dia, aku komit untuk serius. Dan akhirnya perasaan itu tumbuh belakangan". Yah, sisa orang dikubu punya pacarpun setuju dengan pengalaman partner dikubunya dan ikut menambahkan bahwa, "kalian para jomblowati ini terkadang masih ego, tetap membela sebelah hati kalian yang mengatakan bahwa 'aku gak suka dia'".

Walaupun tidak sepenuhnya setuju, salah satu cewe dikubu jomblo diam-diam meresapi apa yg dikatakan dua temannya. Yah, paling tidak dia mendapatkan jawaban dari pertanyaannya selama ini. Bahwa mengapa orang-orang tidak bermasalah dengan kasus "cinta dan perasaan", tidak seperti dirinya yang begitu kesulitan. "Oooohh..jadi itu jawabannya", katanya dalam hati. Huff.. akhirnya dia tahu bahwa tidak semua orang seperti dirinya, tidak semuanya mengandalkan unsur kimia yang datang dalam tubuhnya. Dan ternyata ada banyak orang yang memilih duluan berkomitmen baru kemudian pemupuk perasaannya.

Hasruskah ia mencoba? Atau bertahan dengan prinsip hatinya?

2 comments:

Anonymous said...

Dari buku 'The Kite Runner': wanita itu suka bernyanyi, tapi suaminya tak suka ia bernyanyi. akhirnya Ia tetap mengawini laki2 itu, walaupun laki2 itu mematikan musik dalam dirinya.

Kutipan yg dianggap cewek gak jomlo menjawab ada d pihak mana dia dr dua kubu cewek di cerita.

One more thing: I admire people who r strong enough to follow their heart.
But u know, my most fav quote is: " if you can't change a thing, change the way u think about it."

There, dua sisi mata uang.

Zora said...

berarti dirimu admire diriku dunks??hihi
btw, quote nya bagus bgt..uhm, tapi susah untuk aplikasikan...

Paragraf ke 2 bisa diperjelas gak? gak ngerti...