Dec 29, 2009

Jempol Untuk Wanita Indonesia

"You're beautiful like a flower...More valuable than a diamond...You are powerful like a fire...You can heal the world with your mind...And there is nothing in the world that you cannot do. When you believe in you...Who are beautiful...you, who are brilliant...you, who are powerful...you, who are resilient"

Song By India Arie, "Beautiful Flower"
-----
Kalau ada pertanyaan, "Apa kamu bangga menjadi bagian dari warga Indonesia?" Mungkin banyak orang yang akan menjawab tidak. Banyak fakta yang menyatakan Indonesia sering kali mendapatkan ranking-rangking tertinggi untuk prestasi yang tidak baik. Korupsi, lingkungan kumuh, kemacetan, prestasi akademik, pelayanan kesehatan, hampir semuanya tidak dapat dibanggakan. Sementara semua pihak mengakui bahwa Indonesia memiliki potensi alam yang sangat baik, sehingga jika diolah dengan benar, seharusnya kita sedang berada di negara maju saat ini. Di televisi pun hampir setiap hari kita melihat aksi demonstrasi dan segala kontroversi mengenai kemelut negara ini. Dan tentunya, hampir semua pihak pula menyalahkan kinerja pemerintah.


Jika pertanyaan selanjutnya adalah, "Siapa yang harus bertanggung jawab atas prestasi-prestasi buruk tersebut?" Jawaban apa yang harus kita berikan? Jawaban-jawaban yang mengandung unsur 'seharusnya' biasanya akan banyak muncul. Seharusnya pemerintah begini, seharusnya pemerintah begitu, dan kalimat-kalimat penyudutan lainnya.

Maka pertanyaan selanjutnya yang mungkin muncul, "Siapa yang akan mengubah negara ini menjadi negara yang lebih baik?" Layaknya banyak pernyataan, "Tentu saja anak muda dan generasi mendatang yang akan menjadi penerus bangsa ini." Ya, mereka lah pemegang kendali seutuhnya demi perbaikan bangsa ini. Tapi pertanyaan baru lagi-lagi muncul, "Siapa yang akan mengendalikan mereka sehingga mereka bisa memegang kendali bangsa dengan baik?" Keluarga, pasti akan menjadi pilihan pertama. Ya, karena semua orang setuju bahwa pendidikan awal dan pembentukan karakter anak dimulai dari keluarga.

Namun, haruskah kita selalu menyudutkan pemerintah untuk segala prestasi buruk negara kita? Pantaskah kita membayangkan Indonesia menjadi sebuah negara indah dan rapi seperti negara-negara maju di Amerika dan Eropa? Sementara kita masih membuang bungkus permen diselokan, meludah dijalan, menerobos lampu merah, menggunakan kopekan, merokok ditempat umum, membuat bon-bon palsu, meniru tanda tangan dan segala aktivitas sepele lainnya, yang tidak berdampak sepele bagi Indonesia. Jika kita merasa sulit merubah kebiasaan kecil buruk tersebut di usia begini, kumohon, berjanjilah pada diri sendiri bahwa kita tidak akan menghasilkan generasi dengan kualitas yang sama.

Mari kita kembali ke pertanyaan nomor dua diatas, "Siapa yang harus bertanggung jawab atas prestasi-prestasi buruk tersebut?" Sadarkah kita bahwa jawaban sebenarnya adalah, KITA SENDIRI YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB. Bertanggung jawab membentuk manusia yang berkualitas. Bertanggung jawab merobohkan dinding masif sifat buruk kita. Dan bertanggung jawab memutuskan rantai budaya negatif bangsa kita. Tugas yang harus dikerjakan saat ini, untuk perubahan yang akan dinikmati nanti. Walaupun tidak menutup kemungkinan, bukan kita yang akan menikmatinya.


Dua jempolku di istimewakan untuk wanita masa kini, yang berani mengambil keputusan untuk keluar dari pekerjaan tetapnya, demi menelurkan manusia baik untuk Indonesia. Mampu melihat perspektif lain, bahwa pengetahuan yang dia dapatkan dari sekolah yang tinggi tidak akan rugi jika dia tidak bekerja. Bahwa ilmu yang ia tuntut tidak di implementasikan hanya untuk sekedar berada dibalik meja dan didepan komputer, tapi semuanya menjadi bekal dalam perjalanan mendidik generasinya kelak. Juga kepada wanita-wanita cerdas yang dapat membagi waktunya dengan sangat ulet. Mementingkan quality time untuk keluarga. Menyisakan waktu untuk selalu menggali informasi melalui apapun untuk kecerdasan intelektual dan emosional buah hatinya.


Untukmu ibu, calon ibu dan semua wanita Indonesia. Ternyata saat ini kita sedang diandalkan untuk tugas dengan tanggung jawab yang sangat besar. Menciptakan manusia yang dapat membuang kulit permennya di tempat sampah pada usia balitanya, meludah ditempat yang tepat, memberhentikan kendaraannya saat lampu merah menyala di saat ia mulai memiliki izin mengemudi, hafalan yang sudah diluar kepala saat ujian sekolahnya, merokok ditempat yang sudah disediakan saat merasa umurnya sudah cukup pantas untuk mempunyai hak 'merusak' paru-parunya, dan tidak menyalahgunakan kekuasaan dengan mengambil uang yang bukan haknya saat ia menjadi atasan kelak.

Optimislah, suatu saat semua warga negara Indonesia akan menjawab dengan lantang bahwa mereka SANGAT BANGGA menjadi warga negara Indonesia di saat mereka disuguhi pertanyaan "Apa kamu bangga menjadi bagian dari warga Indonesia?" Dan saat itu, kita wanita-wanita Indonesia juga akan tersenyum bangga dengan keberhasilan jerih payah kita, melihat keindahan, kerapihan, dan kedamaian yang terjadi dibawah sana, dari surga.

No comments: